Manusia dan Harapan
ILMU
BUDAYA DASAR
MANUSIA
DAN HARAPAN
Pengertian
Harapan
Harapan atau asa adalah
bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau
suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya
harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang,
dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu
pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan
harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa esensi
harapan berbeda dengan "berpikir positif" yang merupakan salah satu
cara terapi/
proses sistematis dalam psikologi
untuk menangkal "pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan palsu" adalah
kondisi di mana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat atau berdasarkan khayalan
serta kesempatan harapan tersebut menjadi nyata sangatlah kecil.
Persamaan
Harapan dan Cita-Cita
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik
kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa.
Agar harapan terwujud, maka perlu usaha yang sungguh-sungguh agar sesuatu yang
diharapkan bisa tercapai , bila dibandingkan dengan cita-cita , maka harapan
mengandung pengertian yang tidak terlalu setinggi seperti cita-cita karena
cita-cita pasti akan terus dikejar dan diusahakan akan tercapai di masa depan.
Contoh
harapan
1.
Seseorang berharap menjadi kaya
2.
Seseorang berharap menjadi popular
dikalangannya
3.
Harapan untuk hidup sehat
4.
Harapan untuk memiliki tubuh ideal
5.
Harapan untuk memiliki wajah dan kulit secantik
selebriti yang disukainya
Mengapa manusia membutuhkan harapan ?
Karena harapan merupakan suatu dorongan yang
menyebabkan manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan hidup dan untuk
memnuhinya manusia bekerjasama dengan orang lain.
Tentang
besar kecilnya harapan seseorang dapat di tentukan oleh kepribadian
orang itu sendiri. Untuk itu dengan memiliki kepribadian yang kuat kita akan
dapat mengontrol harapan se efektif dan se efesien mungkin sehingga hasilnya
tidak merugikan dirinya sendiri dan orang lain untuk massa kini dan massa yang
akan datang.
Pengertian Doa
Doa
bererti memohon atau meminta sesuatu yang baik daripada Allah s.w.t yang Maha
Pemurah. Allah s.w.t. menyuruh orang-orang Islam berdoa atau meminta sesuatu
kepadaNya seperti firman di bawah yang bermaksud:
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60)
Dan Tuhan kamu berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60)
Macam-macam Doa :
1. Doa Mau Tidur
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ قَالَ اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوتُ
Nabi saw apabila mau tidur, beliau berdoa Ya Allah
dengan NamaMu aku Hidup dan Mati.
2. Doa Memohon
Dipelihara dari Siksa Neraka
(اَللّهُمَّ قِنِيْ عَدَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ (3
ALLAHUMMA QINII ‘ADZAABAKA YAUMA
TAB’ATSU ‘IBAADAK. (3X)
Artinya:
“Ya Allah, peliharalah diriku dari siksa-Mu pada saat Engkau bangkitkan
hamba-hamba-Mu.” (3X) (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
3. Doa ketika Bermimpi
Buruk
أَعُوْذُبِ اللهِ مِنَ الشَّيَاطِيْنِ وَ مِنْ شَرِّ مَا رَآى
A’UUDZU BILLAAHI MINASY SYAITHAANI WA
MIN SYARRI MAA RA’AA.
Artinya:
“Aku berlindung kepada Allah dari setan dan dari segala hal yang tidak baik
dalam mimpi.” (HR. Muslim)
Kepercayaan
adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki
keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh
situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu
keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-
orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Moorman,
1993).
Menurut
Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan
perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang
baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu
pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa
pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya,
terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang
dipercaya (Mayer et al, 1995).
Kepercayaan
terjadi ketika seseorang yakin dengan reliabilitas dan integritas dari orang
yang dipercaya (Morgan & Hunt, 1994).
Menurut
Rousseau et al (1998), kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan
perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang
baik dari orang lain. Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan satu
pihak untuk menerima resiko dari tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa
pihak lain akan melakukan tindakan penting untuk pihak yang mempercayainya,
terlepas dari kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan tindakan pihak yang
dipercaya (Mayer et al, 1995).
Doney
dan Canon (1997) bahwa penciptaan awal hubungan mitra dengan pelanggan
didasarkan atas kepercayaan. Hal yang senada juga dikemukakan oleh McKnight,
Kacmar, dan Choudry (dalam Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa
kepercayaan dibangun sebelum pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama
lain melalui interaksi atau transaksi. Kepercayaan secara online mengacu pada
kepercayaan dalam lingkungan virtual.
Menurut
Rosseau, Sitkin, dan Camere (1998), definisi kepercayaan dalam berbagai konteks
yaitu kesediaan seseorang untuk menerima resiko. Diadaptasi dari definisi
tersebut, Lim et al (2001) menyatakan kepercayaan konsumen dalam berbelanja
internet sebagai kesediaan konsumen untuk mengekspos dirinya terhadap
kemungkinan rugi yang dialami selama transaksi berbelanja melalui internet,
didasarkan harapan bahwa penjual menjanjikan transaksi yang akan memuaskan
konsumen dan mampu untuk mengirim barang atau jasa yang telah dijanjikan.
Teori-Teori Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau
meyakini akan kebenaran. Dr Yuyun suriasumantri dalam bukunya filsafat ilmu
mengemukakan tiga teori tentang kebenaran :
- Teori Koherensi : suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan –
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya setiap manusia pasti mati.
Paul manusia. Paul pasti mati.
- Teori Korespondensi : teori yang menyatakan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung penyataan itu berkorespondesni (berhubungan dengan) obyek yagn dituju oleh pernyataan tersebut.
- Teori Pragmatis : Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis
Kepercayaan
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah
manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
- Kepercayaan pada diri sendiri
- Kepercayaan pada orang lain
- Kepercayaan pada pemerintah
- Kepercayaan pada Tuhan
Usaha Manusia untuk Meningkatkan Rasa Percaya Pada Tuhan
- Meningkatkan ketaqwaan dengan beribadah kepada Tuhan
- Meningkatkan pengabdian pada masyarakat
- Meningkatkan rasa cinta kita pada sesama dengan saling menolong dan menjadi orang yang dermawan
- Mengurangi nafsu untuk mengumpulkan harta yang berlebih
- Menekan rasa negatif, iri, dengki, benci dan dsb
Komentar
Posting Komentar